Era saat ini yang serba digital, media sosial sudah menjadi senjata andalan untuk perusahaan. Tapi, bagaimana jadinya kalau sosmed korporat terkesan terlalu formal dan kaku? Alih-alih bikin audiens tertarik, justru bikin mereka merasa jauh. Nah, agar tidak terlihat seperti “robot”, perusahaan harus belajar membangun keterhubungan yang lebih santai dan manusiawi di sosmed mereka!
Kenapa begitu min? nah tentunya hal tersebut didasari atas pentingnya sosmed untuk keberlangsungan perusahaan!
1. Mampu meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan konsumen.
Media sosial mampu merubah gaya komunikasi menjadi lebih interaktif dan partisipatif, hal ini menyebabkan interkasi antara perusahaan dengan konsumennya menjadi lebih intens dan lebih personal. Media sosial memungkinkan konsumen dan perusahaan untuk berinteraksi langsung dengan komentar, direct message maupun media lainnya terkait dengan aktifitas perusahaan maupun hal-hal yan bersifat teknis.
2. Mampu mempercepat proses pembuatan keputusan.
Media sosial memudahkan perusahaan untuk memberikan informasi terkait produk maupun pergerakan baru dari perusahaan, melalui media sosial audiens dan konsumen dapat memberikan pendapatnya terkait hal tersebut, sehingga memudahkan untuk dapat membuat keputusan secara cepat. Pendapat tersebut dapat digunakkan oleh perusahaan sebagai sarana pengembangan dan kritik untuk perusahan.
3. Meningkatkan brand awareness dan user engagement.
Media sosial dapat membantu sebuah brand untuk mengumpulkan komunitas-komunitasnya dalam satu wadah tertentu, hal ini tentu saja akan memudahkan brand untuk melakukan promosi atau sekedar untuk berinteraksi dengan konsumen dan audiens. Audiens serta konsumen pun merasa semakin dilibatkan dalam berbagai hal, melalui media sosial yang mempermudah akses komunikasi.
Nah, pentingnya media sosial menjadi alasan kenapa medsos perusahaan sebisa mungkin tidak dibuat terlalu kaku. Interkasi menjadi poin penting untuk perusahaan untuk menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan audiens dan konsumen. Dengan media sosial yang tidak kaku, audiens dan konsumen merasa lebih nyaman untuk menyampaikan pendapatnya dan diperlakukan selayaknya sebagai pihak yang membantu perusahaan agar menjadi lebih maksimal.
Sinergi Lintas Imaji sudah berpengalaman dalam membentuk media sosial yang awalnya kaku menjadi lebih santai dan informal. Instagram SIG menjadi contoh bagaimana media sosial yang tidak dibuat kaku menjadi sarana positif bagi perusahaan untuk membangun koneksi dan hubungan terhadap audiens dan konsumen.
Nah, kalau sudah mengetahui pentingnya media sosial korporat agar tidak kaku, yuk bersama Sinergi Lintas Imaji membangun media sosial perusahaan kalian agar bisa menjadi sarana utama untuk membangun koneksi serta hubungan yang baik dengan audiens dan konsumen!